Hujan Kala Ramadan
Oleh: Nadhif Putra Widiansah
Pagi yang lupa disambut
serta surga yang luput,
hilang dari pandang,
rintik air yang rindang
menyentuh mimpi-mimpi semampai
Jalanan kuyub,
mimpi semalam seketika jadi air berjatuhan,
mengiring pagi menuju kesunyian,
abu-abu di langit disembunyikan
oleh kata yang dibacakan
Setelah tarawih orang-orang dengan ramai membicarakan
awan-awan,
sesuatu yang lain tentang kehidupan:
bahwa jauh sebelum hujan turun
mimpi-mimpi di kota harapan
selalu indah bermekaran kala Ramadan
(Jakarta, 2018)